Dua kelompok siswa/siswi SMKN Cikedung Indramayu, Jurusan Multi Media membuat film dokumenter tentang pergerakan SANGGAR AKSARA JAWA, Cikedung - Indramayu. hal ini dilakukan sebagai Uji Kopetensi, mereka berinisiatif untuk mengetahui lebih jauh tentang warisan budaya leluhur, disekitar almamaternya. pertenyaan-pertanyaanpun disusun, diajukan serta telah disetujui oleh Guru Pembimbing. Kelompok pertama mengambil tema tentang Naskah Kuno dan yang kedua adalah mengenai Keris.
Kelompo Pertama
1.
Sejarah / Pengertian Naskah Kuno
Batasan
naskah kuno itu, ketika naskah tersebut telah berusia lebih dari 50 tahun.
Naskah kuno bisa disebut juga manuskrip,ada beberapa macam jenis naskah jika
dilihat dari bahannya, yaitu ;
·
Bahan kertas daluang, dibuat dari kulit
kayu daluang atau kayu saƩh
·
Bahan kertas eropah, yang diinfor dari
negara eropah pada umumnya
·
Bahan kertas pabrikan, yang diproduksi
anyar biasanya jenis kertas bergaris
2.
Contoh Naskah Kuno
Diperlihatkan
naskah ; yusuf, babad cirebon, candrakirana, ketepeng reges, dll
3.
Nama Naskah Kuno
Naskah
kuno bisa juga disebut serat, seperti yang telah diperlihatkan maka disebut ;
Serat Yusuf, Serat Babad Cirebon, Serat Candrakirana, Serat Ketepeng Reges
[yang ditemukan dari Situs Ketepeng Reges, Desa Pecuk, Sindang Indramayu] dll
4.
Kapan ditemukannya naskah kuno tersebut?
Awal
saya menggeluti/menemukan naskah kuno pada tahun 1995, kemudian juga ada yang
ditemukan ditahun yang sama, atau tahun2 berikutnya sampai ditahun 2015 akhir.
5.
Siapa yang menulis/membuat naskah kuno
tersebut?
Pada
umumnya penulis naskah kuno anonim [tidak disebutkan namanya, karena alasan
tertentu pada jaman itu] tetapi ada juga yang menyebutkan nama. Babad Cirebon
ditulis oleh Ki Dulpari pada tahun 1862, ada juga Ki Dalang Sonda Sindang, Ki
Sarman Cidempet, Aarahan. Ki Wirya Kendayakan dan lain-lain.
6.
Apa isi / makna dari naskah tersebut?
Isi
dari pada naskah kuno bermacam-macam, semisal ; tulisan al-qur’an jaman dulu,
hadist, piqih, tasawuf, adat istiadat, obat2an, pertanian, perang, babad atau
sejarah asal-usul daerah tertentu, hikayat nabi, menceritakan raja/tokoh-tokoh
penting lainnya.
7.
Dengan cara apa untuk menyampaikan
isi/makna dari naskah kuno tersebut?
Naskah
kuno lazim ditembangkan, disebut dengan kidungan atau pujanggaan. Biasanya
penembang disebut pujangga [dalam pengertian lokal]. [Ki dalang dipersilakan
ngidung]
8.
Apakah naskah kuno masih banyak dikenal
oleh masyarakat?
Masyarakat
sudah tidak banyak mengenal lagi tentang keberadaan naskah-naskah kuno, ada
beberapa orang yang masih menyimpannya namun tak jarang dari mereka yang
menganggap naskah kuno itu sebagai jimat atau pusaka bahkan ada pula yang
menganggap mistis tidak mendasar. Keberadaannya begitu tertutup sehingga lambat
laun menjad menjadi asing dimasyarakat.
9.
Dengan cara apa agar naskah kuno tersebut
dapat dikenal kemembali
Kami
telah melakukan hal-hal sebagai berikut ;
·
Mendirikan FJBI [Forum Jati Budaya
Indramayu] pada tahun 2010.
·
Kemudian ditahun-tahun berikutnya kami juga
exis di dunia jejaring sosial ataupun facebook
atau dengan membentuk grup sanggar aksara jawa. Maka siapapun yang ingin
mengenal naskah kuno bisa bertanya langsung ke akun pribadi ataupun share di
grup tersebut.
·
Pernah mengajar mata pelajaran Bahasa
Indramayu di SMKNU Cikedung, didalam pelajaran itu mempelajari juga tentang
aksara cacarakan dan mengenalkan naskah kuno.
·
Beberapa kali mengikuti pameran Pusaka dan Naskah Kuno pada hari jadi
indramayu di pendopo.
·
Pernah menjadi pemateri pelajaran aksara
cacarakan di Rumah Budaya Pesambangan Jati Cirebon.
·
Pernah menjadi pemateri pengenalan naskah
kuno di kampus putih, juntinyuwat.
·
Sampai sekarang tetap menerima siapapun
yang ingin bergabung dan belajar bersama.
mantap lanjut ki
ReplyDeleteterima kasih, mohon dukungan. agar warisan budaya kita tetap lestari
Deletetetap semangat dan berbahagaia selalu buat Sanggar Aksara Jawa...
ReplyDelete