1.
Sejarah keris
KERIS adalah salah satu senjata
tradisional warisan dari leluhur kita. Keris dibuat oleh seorang empu dari
bahan besi khusus dengan ditempa hingga beratus-ratus kali kemudian ada juga
yang diberikan bahan pamor sehingga wilahan keris menjadi terlihat indah, pada
jaman kerajaan sang empu biasanya membuat keris berdasarkan pesanan.
2.
Apa saja manfaat dari keris tersebut?
Ada tiga macam pungsi yang mudah
dikenali, yaitu keris sebagai ;
·
Ageman, keris piandel ini berbeda baik
bentuk corak ragam antara satu dengan yang lainnya, semisal keris untuk ; raja,
panglima, ponggawa, tumenggung, prajurit, demang, tokoh agama, pandita/resi,
satriya, tokoh masyarakat, dan rakyat biasa.
·
Tayuhan, tayuhan dalam pengertian ditanya.
Keris ini konon bisa berkominikasi dengan pemiliknya untuk menanyakan segala
sesuatu, lazim dipakai oleh para dukun.
·
Pusaka, digunakan untuk sarana tumbal. Sebagai contoh keris Kyai
Sengkelat karya Empu Supa, dipercaya bisa untuk tumbal ketenraman suatu negara dan
menjadi ageman seorang raja. Kyai Nogososro dipercaya dijadikan perlambang raja
yang dianuti oleh bawahan dan rakyatnya.
3.
Keris, golok, dan tombak terbuat dari apa
saja?
Keris, golok, dan tombak terbuat dari
beberapa unsur ;
·
Bahan besi pilihan semisal ; besi karang
kijang, besi purosani dll.
·
Bahan pamor ; nekel, batu meteor yang
banyak mengandung logam/titanium.
·
Baja
[Contoh pamor
diperlihatkan keris brujul, sengkelat, golok, dll]
4.
Bagaimana cara merawat keris tersebut?
Dalam merawat keris pusaka setahun
sekali biasanya dijamas pada bulan mulud, namun ada perawatan rutin setiap
malam jum’at atau pada malam jum’at keliwon saja. Misal keris-keris itu
diberikan asep kemenyan dengan maksud memberikan efek bau wangi-wangian, dan
dengan panas asap kemenyan tadi untuk menahan tumbuhnya jamur pada kayu dan wilahan
pusaka biasanya berwarna bercak-bercak kehijauan.
Ada juga sebagaian dari masyarakat
dalam perawatannya memberikannya sesaji menurut kebiasaan dan kepercayaan mereka
masing-masing. Namun sebenarnya keberadaan keris perlu dikontrol agar selalu
terlihat bersih, dari karat ataupun jamur. Sebab bisa menimbulkan bau yang
kurang sedap, jika bau tersebut terhirup napas maka bisa berpengaruh tidak baik
terhadap kesehatan. Oleh itu perlu juga dibuatkan ventilasi dalam kamar pusaka,
dengan maksud agar udara diruangan tetap bersih.
5.
Keris/pusaka ditemukannya tanggal berapa?
Sebelumnya saya tidak mencatat tanggal
penemuan, hanya saja ada beberapa yang saya ingat pada bulan, tahun. Semisal
keris pertama sy dapatkan pada bulan Idul Fitri tahun 1995. Terakhir minggu
kemarin saya mendapatkan dua buah golok dari seorang teman dengan cara barter
pusaka, hal ini biasa kami lakukan dengan sesama pecinta tosan aji / keris
pusaka.
6.
Apakah bapak pernah memimpikan isi dalam
keris tersebut?
Istilah isi atau khodam pusaka disebut
juga katuranggan, mungkin lebih baik kita menggunakan kata energi, sebab semua
benda memang memiliki energi. Energi keris bisa kontak dengan pemiliknya, atas
kemurahan Allah Swt biasanya memberikan petunjuk berupa mimpi2 atau firasat2
lain yang masih perlu ditafsirkan. Semisal ; bermimpi ada seorang perempuan
yang datang kerumah memohon dikawin, menurut pengalaman yang sudah-sudah maka akan
kedatangan keris pusaka yang entah dari mana asalnya. Ada juga disuruh menguras
sumur, yang berarti agar mengurangi makan tidur atau laku prihatin. Atau
seseorang dalam bayangan menyuruh mengambil tumbuh2an untuk obat penyakit
tertentu, dan lain-lain.
7.
Siapa yang menemukan dan dimana
ditemukannya?
Saya mulai mengoleksi pada tahun 1995,
keris pertama diberikan oleh Ki Masjaya Busro dari Cikedung Lor. Keris itu
dipercaya turun-temurun dari salah satu pendiri Desa Cikedung, yang bernama Ki
Marsidem atau Buyut Walikukun Desa Cidadap, keris itu saya dapatkan dari Wareng
Ki Marsidem. Secera berurutan ada penamaan generasi dimulai dari ; [1] anak –
[2] putu – [3] buyut – [4] cangga – [5] wareng – [6] udeg-udeg – [7] gatung
siwur. Selanjutnya saya masih ingat keris2 yang lain berasal dari : lereng gunung tampomas sumedang, anjatan,
indramayu, cikedung kidul, brungut, jatok, kalen sambi, dan lain-lain.
8.
Lalu bagaimana caranya bapa memandikan /
menjamas pusaka tersebut?
Tradisi memandikan atau menjamas
pusaka di Indramayu lebih dikenal dengan sebutan MOCOR, mocor dilakukan pada
bulan mulud pada tanggal-tanggal tertentu, biasanya setelah ipralan atau
tanggal 12 jawa. Adapun bahan2 sederhana yang disediakan ;
·
Air dugan kelapa ijo, kandungan asamnya
bisa melunturkan karat
·
Kembang setaman / tujuh rupa
·
Minyak wangi boleh ditambah minyak singer
untuk mencegah karat
·
Sekam untuk mutihan
·
Kemenyan / wewangian
Setelah keris direndam dengan
air dugan selama 3/5/7 hari [ganjil] kemudian karat yang menempel dibersihkan
dengan disikat / tepes secara perlahan-lahan. Setelah dianggap bersih dicuci
dengan air rendaman kembang, untuk menghilangkan bau tak sedap. Selanjutnya dilap
dengan kain bersih dan halus, lalu digosok dengan sekam kering untuk proses
mutihan. Lalu dibersihkan dengan lap kering, setelah prosesi selesai keris
diangin-anginkan diteras supaya kandungan airnya hilang. Setelah dianggap
kering kemudian dioles minyak wangi yang sudah dicampur dengan minyak singer
penahan karat.
No comments:
Post a Comment