Monday, August 29, 2016





 LONTAR PEKAN BARU, "JATISWARA"

Sepertinya lontar ini sudah banyak lempiran-lempiran yang hilang, ini terbukti dengan bentuk cerita yang tidak berurutan dan sering putus. Namun demikian, penemuan lontar milik Bapak Prajogo Riau, Pekan Baru ini sungguh luar biasa. Seolah kemunculannya ingin menjebol dinding keangkuhan jaman modern serta mengingatkan kembali kepada kita akan warisan budaya leluhur yang adi luhung.

Kemungkinan besar lontar ini berjudul “JATISWARA” menurut pengamatan dan analisa Filolog Doddie Yulianto Cirebon, model cacarakan yang digunakannya merujuk pada jaman Demak – Pajang. Kharakter cacarakan yang khas begitu rumit untuk ditelusuri, dan juga penggunaan Bahasa Jawa yang telah banyak tidak dikenali lagi. Penalaran, insting untuk mengetahui rasa bahasa kuna serta pengetahuan perbandingan karya-karya sastra yang lain sangat penting keberadaannya dalam menganalisa makna Lontar Jatiswara tersebut, M. Mukhtar Zaeddin RBN Pesambangan Jati Cirebon. Ray Mengku Sutentra SAJA mengatakan, “Janganlah kita sampai kehilangan akar budaya” Semoga saja apa yang telah kami upayakan semaksimal mungkin ini dapat bermanfaat. Kami team Sanggar Aksara Jawa Indramayu menyadari sepenuhnya dalam proses alih aksara dan bahasa ini begitu banyak kekurangan dengan segala keterbatasan.