Tuesday, January 12, 2016

KIDUNG RAHAYU SYARAT MAKNA






DHANDHANG GULA

Ana kidung rumeksa ing wengi
Teguh hayu luputa ing lara
luputa bilahi kabéh
jim sétan datan purun
paneluhan tan ana wani
niwah panggawe ala
gunaning wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah ing mami
guna duduk pan sirna

Ada sebuah kidung/tembang yang menjaga di malam hari. Teguh selamat terhindar dari sakit.  Terhindarlah dari semua celaka. Jim setan tidak akan mau mengganggu. Teluhpun tiada yang berani menyerang. Begitupun dengan perbuatan yang buruk. Terhindar dari kiriman guna-guna seseorang. Baik berupa [teluh] api ataupun air. Maling akan menjauh tiada yang hendak menjarah kepadaku. Guna-guna duduk [alat santet/angin duduk] akan musnah.

Keterangan ; kidung rumaksa ing wengi, dilantunkan pada malam hari. Pelantun tersebut dalam keadaan terjaga, biasanya hingga larut malam. Salah satu cara sederhana menolak santet dan maling adalah dengan terjaga apalagi sambil melantunkan kidungan ataupun ayat suci/berdzikir, maka keduanya tidak akan menyerang. Guna-guna/teluh bekerja jika sasaran dalam kondisi lemah alias telah terlelap tidur.

Sakehing lara pan samya bali                                 
Sakeh ngama pan sami mirunda
Welas asih panduluné
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aéng lemah sangar Songing landhak
guwaning Wong lemah miring
Myang pakiponing merak

Semua penyakit pada kembali ke asalnya. semua hama pada berlarian. Karena welas asih kepada kita. Terhindar dari segala kekuatan buruk. Seperti kapuk [randu] jatuh menimpa besi. Segela macam racun tawar. Khewan galakpun menjadi jinak. Pohon jahil, tempat sangar dan gua/lubang landak. Gua tempat orang [bersembunyi/perampok] dan tebing-tebing wingit. Serta tempat bermainnya burung merak.

Pagupakaning warak sakalir
 Nadyan arca myang segara asat
Temahan rahayu kabéh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Pinayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku baginda Esis
Pangucapku ya Musa

Tempat gupak/mandinya warak. Walaupun patung [yang angker/jahil] serta lautan akan asat [tecebur kelaut dilalah mendapat pertolongan hingga selamat]. Akhirnya semua menjadi selamat. Demikian juga raga ini menjadi selamat. Dengan dikelilingi/dijaga oleh bidadari dan malaikat. Juga semua para rasul. Dipayungi oleh Allah Swt. Hati Adam utekku Bagenda Sist. Perkataanku Nabi Musa.

Keterangan ; sebagai syarat agar bisa dijaga oleh para bidadari [kelak disurga/kesenangan yang damai di dunia] dan malaikat serta dilindungi oleh Allah Swt ialah dengan mengikuti ajaran atau meniru daripada Nabi/Rasul yang disebutkan.

Napasku nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup pamiyarsa ning wang
Dawud suwaraku mangké
Nabi brahim nyawaku
Nabi Sleman kasekten mami
Nabi Yusuf rupeng wang
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Abubakar getih daging
Ngumar singgih Balung baginda ngusman

Napasku Nabi Isa linuwih [sakti punjul]. Nabi Yakub pendengaranku. Nabi Dawud suaraku. Nabi Ibrahim nyawaku. Nabi Suleman kesaktianku. Nabi Yusuf rupaku. Nabi Idris rambutku. Bagenda Ali kulitku. Abu Bakar darah daging. Umar singgih [juga], tulang Bagenda Usman.

Sumsumingsun Patimah linuwih
Siti aminah bayuning angga
Ayup ing ususku mangké
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhamad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal

Sungsumku Dewi Fatimah linuwih [putri jeng nabi, lebih unggul dari sesama]. Siti Aminah pada dada. Nabi Ayub ususku. Nabi Nuh pada jantung. Nabi Yunus pada ototku. Mataku ya Muhamad penghulu rasul. Dipayungi Nabi Adam Ibu Hawa. Telah lengkap semua para nabi. Maka jadilah badan tunggal [menyatu].

Keterangan ; Dengan membaca dan mempelajari sejarah para nabi/sahabat/wanita yang telah sisebutkan diatas maka dimaksudkan agar kita bisa mengikuti ajaran/prilaku dari para nabi/sahabat, wanita-wanita utama yang telah disebut dalam Al-qur’an ataupun Al-Hadist. Seperti dalam kalimat “Netrakau ya Muhamad, pamuluku [penghulu] rasul.  Mataku ya Muhamad penghulu rasul” kata mataku disini bisa dimaksudkan dalam berpandangan selalu berkaca/berpegang kepada ajaran Nabi Muhamad Saw sebagai penghulu/pemimpin para nabi. Maka semua watak para nabi itu diharapkan dapat menyatu dalam jasad sehingga kita memperoleh derajat yang mulia di sisi Allah Swt.

Kidung Rumeksa Ing Wengi, Mantra Karya Sunan Kalijaga

Catatan ; beberapa kata diubah dari vokal O menjadi A sesuai dengan logat Indramayu, Pupuh/Tembang Dhandhang Gula memenuhi rumus pada kalimat akhir [hurup vokal] :      “ I – A – É – U – I – A – U – A – I – A”


1 comment:

  1. dibukukan saja Ki Tarka, dengan menggunakan penerbit dan hak cipta jika hanya seperti ini sangat riskan dipergunakan pihak lain yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan sendiri.

    ReplyDelete