DHANDHANG GULA
Ana
kidung rumeksa ing wengi
Teguh
hayu luputa ing lara
luputa
bilahi kabéh
jim
sétan datan purun
paneluhan
tan ana wani
niwah
panggawe ala
gunaning
wong luput
geni
atemahan tirta
maling
adoh tan ana ngarah ing mami
guna
duduk pan sirna
Ada
sebuah kidung/tembang yang menjaga di malam hari. Teguh selamat terhindar dari
sakit. Terhindarlah dari semua celaka.
Jim setan tidak akan mau mengganggu. Teluhpun tiada yang berani menyerang.
Begitupun dengan perbuatan yang buruk. Terhindar dari kiriman guna-guna
seseorang. Baik berupa [teluh] api ataupun air. Maling akan menjauh tiada yang
hendak menjarah kepadaku. Guna-guna duduk [alat santet/angin duduk] akan
musnah.
Keterangan
; kidung rumaksa ing wengi, dilantunkan pada malam hari. Pelantun tersebut
dalam keadaan terjaga, biasanya hingga larut malam. Salah satu cara sederhana
menolak santet dan maling adalah dengan terjaga apalagi sambil melantunkan
kidungan ataupun ayat suci/berdzikir, maka keduanya tidak akan menyerang.
Guna-guna/teluh bekerja jika sasaran dalam kondisi lemah alias telah terlelap
tidur.
Sakehing lara pan samya bali
Sakeh
ngama pan sami mirunda
Welas
asih panduluné
Sakehing
braja luput
Kadi
kapuk tibaning wesi
Sakehing
wisa tawa
Sato
galak tutut
Kayu
aéng lemah sangar Songing landhak
guwaning
Wong lemah miring
Myang
pakiponing merak
Semua
penyakit pada kembali ke asalnya. semua hama pada berlarian. Karena welas asih
kepada kita. Terhindar dari segala kekuatan buruk. Seperti kapuk [randu] jatuh
menimpa besi. Segela macam racun tawar. Khewan galakpun menjadi jinak. Pohon
jahil, tempat sangar dan gua/lubang landak. Gua tempat orang
[bersembunyi/perampok] dan tebing-tebing wingit. Serta tempat bermainnya burung
merak.
Pagupakaning
warak sakalir
Nadyan arca myang segara asat
Temahan
rahayu kabéh
Apan
sarira ayu
Ingideran
kang widadari
Rineksa
malaekat
Lan
sagung pra rasul
Pinayungan
ing Hyang Suksma
Ati
Adam utekku baginda Esis
Pangucapku
ya Musa
Tempat
gupak/mandinya warak. Walaupun patung [yang angker/jahil] serta lautan akan
asat [tecebur kelaut dilalah mendapat pertolongan hingga selamat]. Akhirnya
semua menjadi selamat. Demikian juga raga ini menjadi selamat. Dengan
dikelilingi/dijaga oleh bidadari dan malaikat. Juga semua para rasul. Dipayungi
oleh Allah Swt. Hati Adam utekku Bagenda Sist. Perkataanku Nabi Musa.
Keterangan
; sebagai syarat agar bisa dijaga oleh para bidadari [kelak disurga/kesenangan
yang damai di dunia] dan malaikat serta dilindungi oleh Allah Swt ialah dengan
mengikuti ajaran atau meniru daripada Nabi/Rasul yang disebutkan.
Napasku
nabi Ngisa linuwih
Nabi
Yakup pamiyarsa ning wang
Dawud
suwaraku mangké
Nabi
brahim nyawaku
Nabi
Sleman kasekten mami
Nabi
Yusuf rupeng wang
Edris
ing rambutku
Baginda
Ngali kuliting wang
Abubakar
getih daging
Ngumar
singgih Balung baginda ngusman
Napasku
Nabi Isa linuwih [sakti punjul]. Nabi Yakub pendengaranku. Nabi Dawud suaraku.
Nabi Ibrahim nyawaku. Nabi Suleman kesaktianku. Nabi Yusuf rupaku. Nabi Idris
rambutku. Bagenda Ali kulitku. Abu Bakar darah daging. Umar singgih [juga],
tulang Bagenda Usman.
Sumsumingsun
Patimah linuwih
Siti
aminah bayuning angga
Ayup
ing ususku mangké
Nabi
Nuh ing jejantung
Nabi
Yunus ing otot mami
Netraku
ya Muhamad
Pamuluku
Rasul
Pinayungan
Adam Kawa
Sampun
pepak sakathahe para nabi
Dadya
sarira tunggal
Sungsumku
Dewi Fatimah linuwih [putri jeng nabi, lebih unggul dari sesama]. Siti Aminah
pada dada. Nabi Ayub ususku. Nabi Nuh pada jantung. Nabi Yunus pada ototku.
Mataku ya Muhamad penghulu rasul. Dipayungi Nabi Adam Ibu Hawa. Telah lengkap
semua para nabi. Maka jadilah badan tunggal [menyatu].
Keterangan
; Dengan membaca dan mempelajari sejarah para nabi/sahabat/wanita yang telah
sisebutkan diatas maka dimaksudkan agar kita bisa mengikuti ajaran/prilaku dari
para nabi/sahabat, wanita-wanita utama yang telah disebut dalam Al-qur’an
ataupun Al-Hadist. Seperti dalam kalimat “Netrakau ya Muhamad, pamuluku
[penghulu] rasul. Mataku ya Muhamad
penghulu rasul” kata mataku disini bisa dimaksudkan dalam berpandangan selalu
berkaca/berpegang kepada ajaran Nabi Muhamad Saw sebagai penghulu/pemimpin para
nabi. Maka semua watak para nabi itu diharapkan dapat menyatu dalam jasad
sehingga kita memperoleh derajat yang mulia di sisi Allah Swt.
Kidung
Rumeksa Ing Wengi, Mantra Karya Sunan Kalijaga
Catatan
; beberapa kata diubah dari vokal O menjadi A sesuai dengan logat Indramayu,
Pupuh/Tembang Dhandhang Gula memenuhi rumus pada kalimat akhir [hurup vokal]
: “ I – A – É – U – I – A – U – A –
I – A”
dibukukan saja Ki Tarka, dengan menggunakan penerbit dan hak cipta jika hanya seperti ini sangat riskan dipergunakan pihak lain yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan sendiri.
ReplyDelete