Setelah perjalanan panjang akhirnya
karya-karya tulis KH. Abdullah Munjul, Mundakjaya – Cikedung bisa
didokumentasikan Pihak Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang
dan Diklat Kementrian Agama.
Dengan bantuan teman-teman dari Cirebon dan Indramayu yang terus memotivasi kami, Sanggar Aksara Jawa mencoba terus berjuang untuk mencari dan menyelamatkan sumber-sumber karya intelektual anak bangsa [di Indramayu]. keberadaan naskah kuno menjadi sangat penting, "Naskah kita sedang Go International" demikian menurut penuturan Prof.H. Abd. Rahman Mas'ud, Ph.D. dalam Silaturahmi Litbang Diklat, "Menemukan Islam Nusantara dari Naskah Nusantara".
Semoga ruh beliau tetap hidup dan dikenang, generasi
muda kudu weruh dan mau meneruskan sisi-sisi perjuangannya. KH. Abdullah semenjak kecil gemar menuntut
ilmu agama, beliau sampai berkeliling Pulau Jawa untuk meuwujudkan cita-citanya
menjadi tokoh ulama. Dalam pergerakan, beliau juga bergabung dengan
teman-temannya dari Cirebon, Indramayu. Kala itu ikut mengusir Cina Rambut
Kepang yang sangat exlusive tidak mau bergaul dengan masyarakat [Jakasari,
sebuah Autobiografi dalam tembang].
Terakhir
Belaiu berguru kepada Syeikh Abdul Gofar Lunggadung, yang merupakan murid
daripada Syeikh Abdulmanan Paoman. Kemudian mulai menetap di Desa Munjul dan
menjadi Pemuka Agama dan Budayawan disana, diantara karya-karya beliau,
ada yang ditulis dengan Aksara Carakan, Pegon dan Arab Gundul [salinan/copy]
adalah ;
1.
Babad Dermayu
2.
Kidung Bobotan / Ruwatan
3.
Adam Jalalah
4.
Siti Maleha
5.
Sultan Rum
6.
Pralayajati
7.
Syekih Jabar
8.
Manakib Syeikh Abdul Qadir Al-zilani
9.
Syeikh Madekur
10.
Syeikh Mukhayat
11.
Serat Yusuf
12.
Jakasari
13.
Nyi Gandasari
14.
Babad Cirebon
15.
Satus Pitakonan
16.
dll
Semoga kedepan ada pihak-pihak yang lebih perduli lagi, mau mengubah tumpukan naskah usang menjadi
karya yang lebih besar.... Aminnn YRA
No comments:
Post a Comment