Monday, April 11, 2016

BABAD CIREBON NASKAH SINDANG

Babad Cirebon

Bahan Kertas : Kertas Eropah
Warna Tinta :  hitam, merah
Aksara & Bahasa : Cacarakan, Cirebon - Dermayu
Penulis : Ki Dulpari, Pasar Sokawarna - Sindang
Tahun  :  1862 [dipegang oleh Ki Kartawijaya Sindang Indramayu]
Pemilik : Ki Tarka Sutaraharda
Penemu : -
Tempat Simpan : Sanggar Aksara Jawa, Cikedung _ Indramayu
Keadaan Fisik : bagus
Isi ringkas  :

Raden Welangsungsang dan Nyi Rarasantang keluar dari Pajajaran untuk mencari ilmu agama, setelah
bertemu dengan Syeikh Datukhafi keduanya kemudian diajarkan agama rasul. Kemudian sang guru memerintahkan kepada Raden bersama istri Nyi Endang Geulis putri Ki Danuwarsih dan adiknya membabad hutan di Kebon Pesisir. Setelah menjadi padukuhan, Raden Welangsungsang dan adiknya disuruh Munggah Kaji. Namun akhirnya Nyi Rarasantang dinikahi Sultan Hut Mesir dan menurunkan dua putra, Syarif Hidayatullah kemudian menjadi Sunan Gunung Jati dan adiknya Syarif Arifin meneruskah tahta ayahanda. Sepulah dari Mekah Syeikh Abdul Iman mampir di negara Ace, kebetulan Jeng Sultan Ace telah mendapatkan musibah ditinggal mati oleh istrinya. Ia meningalkan jabang bayi perempuan yang kemudian dipungut dan dibawa ke Cirebon oleh Syeikh Abdul Iman, setelah dewasa diberinama Nyi Ratu Gandasari.

Bersama Mbah Kuwu Sangkan, SGJ dan Dewan Wali Sanga mengembangkan agama Islam di Pulau Jawa. Brawijaya Majapahit runtuh kemudian digantikan dengan berdirinya Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa. Berdasarkan musyawarah Dewan Wali Sanga maka Raden Patah diangkat menjadi Sultan Demak. Demikian juga dengan Galuh akhirnya bisa ditundukan Cirebon.

Dalam Naskah Sindang tercantum juga ajaran tauhid, penjelasan mengenai kehakikatan juga dihahas. Sanghyang Danuwarsih yang juga merupakan mertua dari Raden Welangsungsang mengajarkan kepada menantunya ; "Jika sang jasad menderita sakit sesungguhnya siapa yang merasakan sakit, apabila kelak mati bagaimanakah tingkahnya. Nyawa atau ruh itu masuk ataukah keluar dari raga, jika masuk seberapa dekatnya dan apabila keluar seberapa kejauhannya. Serta dimanakah tempatnya kelak setelah tiada" 
Ada sidang dewan wali yang mengungkap DIRI SEJATI. Karomah-karomah waliyullahpun diceritakan disana.

Raden Syahid menelusuri perjalanan batin hingga bertemu dengan Nabiyullah Khidir AS, ia diwejangkan ilmu sejati kemudian menjadi seorang waliyullah bergelar Sunan Kalijaga yang menyebarkan agama Islam dengan mempertontonkan pagelaran ringgit purwa.

Raden Syahid membeli dongeng tiga perkara sebesar 1000 dinar kepada kakek gaib. Ia memegang teguh
amanat tiga perkara itu, akhirnya menghantarkan ke derajat mulia. Namun rupanya Nyi Ratu Giri Lawungan berputus asa tidak bisa bersanding dengan Raden Syahid, hingga kemudian ia menceburkan diri ke laut kidul dan menjadi penguasa bangsa lelembut disana.

Tertulis juga tentang pertemuan antara Dalem Dermayu dengan Harya Kemuning. Harya Kemuning ingin menaklukan Dermayu, walau hal itu dilarang oleh SGJ yang telah mengetahui identitas sebenarnya tentang Dalem Dermayu.

Dalem Dermayu turut berguru kepada Jeng Sunan, Akhirnya Harya Kemuning merasa malu atas kecerobohannya.

No comments:

Post a Comment