LONTAR PEKAN BARU, "JATISWARA"
Sepertinya
lontar ini sudah banyak lempiran-lempiran yang hilang, ini terbukti dengan
bentuk cerita yang tidak berurutan dan sering putus. Namun demikian, penemuan lontar
milik Bapak Prajogo Riau, Pekan Baru ini sungguh luar biasa. Seolah kemunculannya
ingin menjebol dinding keangkuhan jaman modern serta mengingatkan kembali kepada
kita akan warisan budaya leluhur yang adi luhung.
Kemungkinan
besar lontar ini berjudul “JATISWARA” menurut pengamatan dan analisa Filolog
Doddie Yulianto Cirebon, model cacarakan yang digunakannya merujuk pada jaman
Demak – Pajang. Kharakter cacarakan yang khas begitu rumit untuk ditelusuri, dan
juga penggunaan Bahasa Jawa yang telah banyak tidak dikenali lagi. Penalaran, insting
untuk mengetahui rasa bahasa kuna serta pengetahuan perbandingan karya-karya
sastra yang lain sangat penting keberadaannya dalam menganalisa makna Lontar
Jatiswara tersebut, M. Mukhtar Zaeddin RBN Pesambangan Jati Cirebon. Ray Mengku
Sutentra SAJA mengatakan, “Janganlah kita sampai kehilangan akar budaya” Semoga
saja apa yang telah kami upayakan semaksimal mungkin ini dapat bermanfaat. Kami
team Sanggar Aksara Jawa Indramayu menyadari sepenuhnya dalam proses alih
aksara dan bahasa ini begitu banyak kekurangan dengan segala keterbatasan.